Puisi Gelandangan Takdir

Gelandangan Takdir
Karya D.s Puzebang

aku haus, tapi air tak kunjung memuaskan ku ...
Aku lapar, tapi Nasi tak kunjung mengenyangkan ku ...
Aku merasa sekarat, serasa akan mati ...
aku terus berjalan menyusuri kisah pahit ini sendiri . Setetes demi setetes kepedulian teman teman ku, aku jilati untuk sedikit membasahi apa yg selama ini kering . Tpi tetap saja tak kunjung basah .

Hingga aku harus menyusuri lagi kisah pahit ini, fatamorgana muncul sebagai teman kisah ku.. Fatamorgana ini sangat indah, malangnya, tak ada yg nyata . Semua keindahan ini begitu menyilaukan mata ku hingga aku mulai rabun karena silaunya .

Dan kini aku tak dapat lagi melihat dengan jelas Jalan kisah pahit ini . Semua tampak buyar dan kabur, tapi tak apa, dengan mata kabur ini, aku tak perlu terluka lagi karena melihat Duri .

Aku meraba raba sekeliling.. utk melihat adakah Tongkat untuk ku?? Ternyata aku hanya sendiri.. diruangan hampa dan sunyi.. lapang namun suram . Ruang ini sangat gelap dan lapang .

Mungkin saja itu Hati ku ..