Hi readers , How are you ??? selamat datang di Blog Puzebang , kali ini Puze akan sharing sedikit nih tentang Linguistik yang mungkin bisa menjadi referensi untuk mu dalam menemukan passion mu . Sebelum itu readers udah kenal belum sih dengan Linguistik ini ?? hahaha..yaa..yaa.. kita yang sekarng udah duduk atau yang lagi duduk di bangku kuliah pasti mulai familiar dengan nama ini ( Linguistik ) ini . Kalau Puze udah kenal sih sama Linguistik ini dari kelas satu SMK , waktu itu yang memperkenalkan Puze sama Linguistik itu guru bahasa inggris Puze , nama beliau bpk. Anton Marpaung , beliaulah yang telah mengenalkan Puze secara gamblang tentang Linguistik ini ," Linguistik adalah dasar atau pijakkan awal dalam mempelajari keahlian berbahasa.." kata beliau . Saat itu Puze masih sangat belum mengerti secara jelas apa sebenarnya maksud dari pengertian Linguistik yang disampaikan oleh guru Bahasa Inggris Puze itu , dalam fikiran Puze waktu itu hanyalah " apa sih yang harus dipelajari tentang keahlian bahasa ini ?? Bukankah setiap orang memiliki cara tersendiri dalam berbahasa ?? Kenapa harus dipelajari ?? ". Hahahahahahaa...... Puze merasa aneh bila harus mengingat ini karena wawasan yang belum sampai mengenai Linguistik ,Puze yang dulu merasa Linguistik itu aneh sekarng malah merasa diri Puze lah yang aneh :D :D hahahhahaha.... . Linguistik inilah sekarang yang menjadi makanan otaknya Puze setiap hari rabu , setiap hari rabu puze belajar Linguistik bersama bpk. Budi Hamudin . Diawal belajar Linguistik Puze dan teman sekelas diminta untuk memberi definisi tentang Linguistik , definisi itu harus ditulis dalam selembar kertas secara penuh , Puze kembali bergumam dalam fikiran Puze " Apaa??? loh bapak ini gimana sih orang Puze belum belajar apa pun tentang Linguistik disuruh membuat definisi pulak " .
waahhh.... ternyata bapak Budi ingin mengajarkan sistem belajar yang ada diluar negeri , " diluar negeri sana mereka mempelajari lebih dahulu apa yang akan diajarkan oleh gurunya.." kata pak Budi . Hari demi hari berlalu Puze pun sudah mulai kenal dengan Linguistik , kini sampailah pada memilih bidang keahlian kita dalam Linguistik , dalam Linguistik itu ada 2 cabang besar : Pure dan Applied Linguistik , nah pada perkenalan dan pengambilan bidang Puze kan belajar tentang Pure Linguistik , jadi untuk bidang keahlian Puze mengambil Semantik , Semantik ini menurut Puze sangat menarik karena kita belajari untuk memaknai suatu kalimat . Puze kenal Semantik pertama kali dari dosen Puze namanya bpk. Robby Ibrahim , waktu itu Puze dan teman teman sekelas memebuat pak Robby kecewa saat pengambilan nilai , jadi di akhir pelajaran pak Robby bilang " Sebenarnya saya tidak ingin memberi kalian nilai C " . melihat respon kami hanya diam pak Robby langsung bertanya " kalian ngerti maksud bapak ??.." . Puze sedikit pun waktu itu tidak menangkap makna dari yang disampaikan oleh pak Robby , kemudian beliau berkata " itu artinya Saya akan memberika kalian nilai C , itu Semantik lo .." . " Apaaaa...??? nilai C ?? Semantik ni apa pulak ?? astaga .. keren eh bapak ini, menggunakan Semantik dalam berbicara ,, " . Semanjak ini Puze sangat tertarik pada Semantik . Jadi pada semester dua ini Puze akan mengambil Semantik sebagai bidang keahlian Puze dalam belajar Linguistik . Untuk readers yang masih belum kenal dengan Lingusitik silahkan baca blog Puze yang udah Puze share dibawah ini . Selamat Membaca yaaa ... :) :) :)
Readers inilah penjelasan singkat tentang Linguistiknya ya secara umumnya . Mari kita mulai mengulasnya pertahapan yaa ??
a. pengertian linguistik terapan
Kata linguistik (linguistics-Inggris) berasal dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Perancis “langage-langue”; Italia “lingua”; Spanyol “lengua” dan Inggris “language”. Akhiran “ics” dalam linguistics berfungsi untuk menunjukkan nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu tentang bahasa, sebagaimana istilah economics, physics dan lain-lain.
Menurut Pringgodigdo dan Hasan Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistik adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan”. Sedangkan AS Hornby membagi kata linguidtics ke dalam dua kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics sebagai kata sifat berarti “the study of language and languages”.
Sedangkan linguistics sebagai kata benda, berarti “the science of language; methods of learning and studying languages”. Dengan demikian, linguistik menurut AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.
Sedangkan Kata Terapan/menerapkan, berpadanan dengan to apply, yang Artinya Memakai atau Menggunakan bisa juga dimaknai Menginjak, Mempergunakan, dan mengerahkan. Makna kata Applied = put to practical use. Dari kata applied lahir gabungan kata applied linguistic yang sepadan dengan linguistic terapan (ilmu lugah al-tatbiqy). Namun Ada pula ahli linguis yang tidak setuju dengan istilah itu, Spolsky lebih setuju dengan istilah educational linguistic (linguistic Pendidikan).
Jadi bisa di simpulkan bahwa linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan untuk meningkatkan keberhasilgunaan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
2. Sejarah Linguistik Terapan
Istilah linguistik terapan mengacu pada berbagai kegiatan yang melibatkan beberapa hal yang terkait dengan pemecahan masalah bahasa atau menangani beberapa kekhawatiran terkait bahasa. Ia seolah-olah diterapkan linguistik, setidaknya di Amerika Utara, pertama secara resmi diakui sebagai kursus independen di University of Michigan pada tahun 1946.
Selama akhir 1950-an dan awal 1960-an, penggunaan istilah ini secara bertahap diperluas dengan memasukkan apa yang kemudian dirujuk ke terjemahan otomatis. Pada tahun 1964 setelah dua tahun bekerja persiapan dibiayai oleh Dewan Eropa, Association Internationale de Linguistique Appliquée (Asosiasi Internasional Linguistik Terapan biasanya disebut oleh Perancis AILA singkatan) didirikan dan kongres internasional pertama yang diadakan di Nancy, Perancis.
Makalah untuk kongres itu diminta dalam dua alur pengajaran bahasa asing yang berbeda dan terjemahan otomatis. Selama bertahun-tahun, dengan fokus perhatian terus memperluas. pengurus AILA menggambarkan diterapkan linguistik “sebagai sarana untuk membantu memecahkan masalah-masalah tertentu dalam masyarakat.
Linguistik diterapkan berfokus pada berbagai daerah dan kompleks dalam masyarakat di mana bahasa memainkan peran Tampaknya terdapat konsensus bahwa tujuannya adalah untuk menerapkan temuan dan teknik dari penelitian dalam linguistik dan disiplin terkait untuk memecahkan masalah praktis.
Selain pengajaran bahasa asing dan terjemahan mesin, sampling sebagian isu-isu yang dianggap penting bagi bidang linguistik diterapkan saat ini termasuk topik-topik seperti bahasa untuk tujuan khusus (misalnya bahasa dan masalah komunikasi yang berkaitan dengan penerbangan, gangguan bahasa, hukum, kedokteran, ilmu ), kebijakan dan perencanaan bahasa, dan bahasa dan masalah keaksaraan.
Di Britania Raya, sekolah pertama linguistik diterapkan diperkirakan telah dibuka di tahun 1957 di Universitas Edinburgh dengan Ian Catford sebagai Kepala. Di Amerika Serikat, sebuah organisasi pendidikan nirlaba, yang Pusat Linguistik Terapan (CAL), didirikan pada tahun 1959 dengan Charles Ferguson sebagai Direktur yang pertama.
CAL misi tetap untuk ‘mempromosikan studi bahasa dan untuk membantu orang dalam mencapai pendidikan, pekerjaan, dan sosial tujuan mereka melalui komunikasi yang lebih efektif’. Organisasi melakukan misinya dengan mengumpulkan dan menyebarkan informasi melalui berbagai tempat transaksi yang sudah beroperasi, dengan melakukan penelitian praktis, dengan mengembangkan materi praktis dan pelatihan individu seperti guru, administrator, atau spesialis sumber daya manusia untuk menggunakan ini untuk mengurangi hambatan yang membatasi kemahiran bahasa dapat berpose untuk budaya dan bahasa beragam individu ketika mereka mencari dan efektif partisipasi penuh dalam pendidikan atau peluang kerja.
Sedangkan sejarah Linguistik Terapan di Indonesia, hingga saat ini studi linguistik di Indonesia belum ada catatan yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan cukup semarak.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif.
Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
a. pengertian linguistik terapan
Kata linguistik (linguistics-Inggris) berasal dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Perancis “langage-langue”; Italia “lingua”; Spanyol “lengua” dan Inggris “language”. Akhiran “ics” dalam linguistics berfungsi untuk menunjukkan nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu tentang bahasa, sebagaimana istilah economics, physics dan lain-lain.
Menurut Pringgodigdo dan Hasan Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistik adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan”. Sedangkan AS Hornby membagi kata linguidtics ke dalam dua kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics sebagai kata sifat berarti “the study of language and languages”.
Sedangkan linguistics sebagai kata benda, berarti “the science of language; methods of learning and studying languages”. Dengan demikian, linguistik menurut AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.
Sedangkan Kata Terapan/menerapkan, berpadanan dengan to apply, yang Artinya Memakai atau Menggunakan bisa juga dimaknai Menginjak, Mempergunakan, dan mengerahkan. Makna kata Applied = put to practical use. Dari kata applied lahir gabungan kata applied linguistic yang sepadan dengan linguistic terapan (ilmu lugah al-tatbiqy). Namun Ada pula ahli linguis yang tidak setuju dengan istilah itu, Spolsky lebih setuju dengan istilah educational linguistic (linguistic Pendidikan).
Jadi bisa di simpulkan bahwa linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan untuk meningkatkan keberhasilgunaan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
2. Sejarah Linguistik Terapan
Istilah linguistik terapan mengacu pada berbagai kegiatan yang melibatkan beberapa hal yang terkait dengan pemecahan masalah bahasa atau menangani beberapa kekhawatiran terkait bahasa. Ia seolah-olah diterapkan linguistik, setidaknya di Amerika Utara, pertama secara resmi diakui sebagai kursus independen di University of Michigan pada tahun 1946.
Selama akhir 1950-an dan awal 1960-an, penggunaan istilah ini secara bertahap diperluas dengan memasukkan apa yang kemudian dirujuk ke terjemahan otomatis. Pada tahun 1964 setelah dua tahun bekerja persiapan dibiayai oleh Dewan Eropa, Association Internationale de Linguistique Appliquée (Asosiasi Internasional Linguistik Terapan biasanya disebut oleh Perancis AILA singkatan) didirikan dan kongres internasional pertama yang diadakan di Nancy, Perancis.
Makalah untuk kongres itu diminta dalam dua alur pengajaran bahasa asing yang berbeda dan terjemahan otomatis. Selama bertahun-tahun, dengan fokus perhatian terus memperluas. pengurus AILA menggambarkan diterapkan linguistik “sebagai sarana untuk membantu memecahkan masalah-masalah tertentu dalam masyarakat.
Linguistik diterapkan berfokus pada berbagai daerah dan kompleks dalam masyarakat di mana bahasa memainkan peran Tampaknya terdapat konsensus bahwa tujuannya adalah untuk menerapkan temuan dan teknik dari penelitian dalam linguistik dan disiplin terkait untuk memecahkan masalah praktis.
Selain pengajaran bahasa asing dan terjemahan mesin, sampling sebagian isu-isu yang dianggap penting bagi bidang linguistik diterapkan saat ini termasuk topik-topik seperti bahasa untuk tujuan khusus (misalnya bahasa dan masalah komunikasi yang berkaitan dengan penerbangan, gangguan bahasa, hukum, kedokteran, ilmu ), kebijakan dan perencanaan bahasa, dan bahasa dan masalah keaksaraan.
Di Britania Raya, sekolah pertama linguistik diterapkan diperkirakan telah dibuka di tahun 1957 di Universitas Edinburgh dengan Ian Catford sebagai Kepala. Di Amerika Serikat, sebuah organisasi pendidikan nirlaba, yang Pusat Linguistik Terapan (CAL), didirikan pada tahun 1959 dengan Charles Ferguson sebagai Direktur yang pertama.
CAL misi tetap untuk ‘mempromosikan studi bahasa dan untuk membantu orang dalam mencapai pendidikan, pekerjaan, dan sosial tujuan mereka melalui komunikasi yang lebih efektif’. Organisasi melakukan misinya dengan mengumpulkan dan menyebarkan informasi melalui berbagai tempat transaksi yang sudah beroperasi, dengan melakukan penelitian praktis, dengan mengembangkan materi praktis dan pelatihan individu seperti guru, administrator, atau spesialis sumber daya manusia untuk menggunakan ini untuk mengurangi hambatan yang membatasi kemahiran bahasa dapat berpose untuk budaya dan bahasa beragam individu ketika mereka mencari dan efektif partisipasi penuh dalam pendidikan atau peluang kerja.
Sedangkan sejarah Linguistik Terapan di Indonesia, hingga saat ini studi linguistik di Indonesia belum ada catatan yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan cukup semarak.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif.
Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
3. Objek Kajian Linguistik Terapan
Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa objek kajian linguistik terapan tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya; bahasa keseharian manusia, bahasa yang dipakai sehari-hari oleh manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan an ordinary language atau a natural language. Ini berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan (written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
Sementara itu, Ferdinand De Saussure (1857-1913), -seorang ahli linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai bapak linguistik modern- menegaskan bahwa objek linguistik mencakup “langage, langue dan parole”. Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya, seperti dalam ungkapan “manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak mempunyai bahasa”. Langue (Inggris; language) berarti bahasa tertentu seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan lain-lain. Sedangkan parole (Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau tuturan.
Sebenarnya kata Language dalam bahasa Inggris meliputi baik langage maupun langue dalam bahasa Perancis. Namun demikian, parole merupakan objek kongkrit linguistik, langue merupakan objek yang sudah lebih abstrak, sedangkan langage merupakan objek yang paling abstrak.
Sebenarnya ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan linguistik terapan sebagai objek kajiannya, antara lain:
1) Linguistik terapan atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa; dan dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti harfiyah. Inilah yang disebut pure linguistik atau linguistik murni.
2) Ilmu-ilmu tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan dalam arti metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini adalah kinesik dan paralinguistik. Kinesik adalah ilmu tentang gerak tubuh/kial/ body language, seperti anggukan kepala, isyarat tangan dan lain-lain. Paralinguistik adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas-aktifitas tertentu yang mengiringi pengucapan bahasa, seperti desah nafas, decak, ketawa, batuk-batuk kecil, bentuk-bentuk tegun seperti ehm, anu, apa itu, apa ya dan lain sebagainya.
3) Ilmu tentang pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya metalinguistik, yakni ilmu yang membicarakan seluk beluk “bahasa” yang dipakai untuk menerangkan bahasa yang tercermin dalam istilah studi teori linguistik, studi metode linguistik dan lain-lain.
4) Ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa. Yang termasuk kategori ini adalah studi-studi yang mengkhususkan dirinya pada ilmu linguistik itu sendiri, sperti studi tentang sejarah perjalanan ilmu linguistik, studi linguistik pada abad ke dua puluh dan lain-lain.
Dari keempat jenis ilmu tersebut di atas, maka hanya nomor (1) saja yang bisa disebut sebagai ilmu linguistik yang murni karena objeknya bahasa yang benar-benar bahasa, sedangkan objek keatiga ilmu lainnya bukanlah bahasa dalam pengertian sehari-hari .
Bahasa yang menjadi objek linguistik terapan dipelajari dari berbagai aspeknya atau tatarannya. Tataran bahasa itu meliputi aspek bunyi, morfem dan kata, frase dan kalimat serta aspek makna.
Cabang linguistik yang mempelajari aspek bunyi bahasa adalah fonologi. Tataran morfem atau kata dipelajari dalam morfologi. Tataran frase/kalimat dibahas dalam sintaksis. Sedangkan aspek makna bahasa dipelajari dalam ilmu tersendiri yang disebut semantik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cabang-cabang linguistik ditinjau dari tatarannya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Berpijak pada apa yang telah dikemukakan oleh Ramelan tersebut di atas, maka jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah bahasa.
Istilah bahasa memang sering disalahfahami oleh orang. Sebagian orang menganggap bahasa mencakup semua sarana yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi seperti tulisan, isyarat, gerakan tangan dan bibir yang digunakan oleh kelompok orang tuli dan bisu dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu ada definisi yang jelas mengenai bahasa yang menjadi objek kajian linguistik. Dalam ilmu linguistik bahasa juga diartikan sebagai alat komuniasi yang dengannya pesan dapat tersampaikan. Namun demikian, ada perbedaan antara bahasa dengan alat komunikasi yang lain berkaitan dengan medianya.
Sebagai contoh, dalam tulisan, medianya adalah simbol-simbol tertulis, dalam isyarat medianya adalah gerakan tubuh. Sedangkan dalam bahasa, media yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat organ manusia.
Oleh karena itu, dalam perspektif ilmu linguistik, sistim atau alat komunikasi lain yang tidak menggunakan bunyi ujaran sebagai medianya tidak termasuk bidang kajian linguistik. Dari sini jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah sistim bunyi yang terartikulasi dan digunakan oleh manusia dalam komunikasi antar mereka.
Linguistik terapan menggunakan metode ilmiah seperti metode induktif dan deduktif dalam meneliti bahasa. Metode induktif digunakan dalam menyusun generalisasi dari hasil penelitian yang diambil dari observasi-observasi yang mendalam.
Sedangkan metode deduktif digunakan pada saat seorang linguis ingin menguji validitas atas teori atau hukum yang telah mapan sebelum ia melakukan penelitian.
Ciri ilmu yang terakhir adalah bahwa ilmu itu tidak bersifat statis tetapi dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai dengan keterbukaannya terhadap perubahan terutama jika ada data tambahan atau penemuan baru yang menolak teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang selalu tumbuh dan berkembang serta senantiasa memperhatikan temuan-temuan baru.
Ini berarti mereka yang menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka dan senantiasa menerima kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian kebahasaan yang ada. Ketika seorang linguis meneliti bahasa dan membuat kesimpulan atas penelitiannya, ia tidak boleh menganggap kesimpulannya sebagai kebenaran final. Apa yang benar pada saat tertentu belum tentu dianggap benar pada saat yang lain akibat adanya bukti atau data yang baru yang menggugurkannya.
Dengan demikian pencarian kebenaran ilmiah merupakan suatu proses yang tidak akan pernah berhenti, dan inilah kekuatan sebuah ilmu yang akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan.
sumber informasi : https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/06/hubungan-linguistik-terapan-dan-pembelajaran-bahasa/
Bidang-bidang Linguistik Terapan
Linguistik Terapan (appllied linguistics) mencakup bidang: pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan, sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistik medis, mekanolinguistik. Penjelasanya sebagi berikut:
referensi :
2. sumber informasi : https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/06/hubungan-linguistik-terapan-dan-pembelajaran-bahasa/
Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa objek kajian linguistik terapan tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya; bahasa keseharian manusia, bahasa yang dipakai sehari-hari oleh manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan an ordinary language atau a natural language. Ini berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan (written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
Sementara itu, Ferdinand De Saussure (1857-1913), -seorang ahli linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai bapak linguistik modern- menegaskan bahwa objek linguistik mencakup “langage, langue dan parole”. Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya, seperti dalam ungkapan “manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak mempunyai bahasa”. Langue (Inggris; language) berarti bahasa tertentu seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan lain-lain. Sedangkan parole (Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau tuturan.
Sebenarnya kata Language dalam bahasa Inggris meliputi baik langage maupun langue dalam bahasa Perancis. Namun demikian, parole merupakan objek kongkrit linguistik, langue merupakan objek yang sudah lebih abstrak, sedangkan langage merupakan objek yang paling abstrak.
Sebenarnya ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan linguistik terapan sebagai objek kajiannya, antara lain:
1) Linguistik terapan atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa; dan dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti harfiyah. Inilah yang disebut pure linguistik atau linguistik murni.
2) Ilmu-ilmu tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan dalam arti metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini adalah kinesik dan paralinguistik. Kinesik adalah ilmu tentang gerak tubuh/kial/ body language, seperti anggukan kepala, isyarat tangan dan lain-lain. Paralinguistik adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas-aktifitas tertentu yang mengiringi pengucapan bahasa, seperti desah nafas, decak, ketawa, batuk-batuk kecil, bentuk-bentuk tegun seperti ehm, anu, apa itu, apa ya dan lain sebagainya.
3) Ilmu tentang pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya metalinguistik, yakni ilmu yang membicarakan seluk beluk “bahasa” yang dipakai untuk menerangkan bahasa yang tercermin dalam istilah studi teori linguistik, studi metode linguistik dan lain-lain.
4) Ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa. Yang termasuk kategori ini adalah studi-studi yang mengkhususkan dirinya pada ilmu linguistik itu sendiri, sperti studi tentang sejarah perjalanan ilmu linguistik, studi linguistik pada abad ke dua puluh dan lain-lain.
Dari keempat jenis ilmu tersebut di atas, maka hanya nomor (1) saja yang bisa disebut sebagai ilmu linguistik yang murni karena objeknya bahasa yang benar-benar bahasa, sedangkan objek keatiga ilmu lainnya bukanlah bahasa dalam pengertian sehari-hari .
Bahasa yang menjadi objek linguistik terapan dipelajari dari berbagai aspeknya atau tatarannya. Tataran bahasa itu meliputi aspek bunyi, morfem dan kata, frase dan kalimat serta aspek makna.
Cabang linguistik yang mempelajari aspek bunyi bahasa adalah fonologi. Tataran morfem atau kata dipelajari dalam morfologi. Tataran frase/kalimat dibahas dalam sintaksis. Sedangkan aspek makna bahasa dipelajari dalam ilmu tersendiri yang disebut semantik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cabang-cabang linguistik ditinjau dari tatarannya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Berpijak pada apa yang telah dikemukakan oleh Ramelan tersebut di atas, maka jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah bahasa.
Istilah bahasa memang sering disalahfahami oleh orang. Sebagian orang menganggap bahasa mencakup semua sarana yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi seperti tulisan, isyarat, gerakan tangan dan bibir yang digunakan oleh kelompok orang tuli dan bisu dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu ada definisi yang jelas mengenai bahasa yang menjadi objek kajian linguistik. Dalam ilmu linguistik bahasa juga diartikan sebagai alat komuniasi yang dengannya pesan dapat tersampaikan. Namun demikian, ada perbedaan antara bahasa dengan alat komunikasi yang lain berkaitan dengan medianya.
Sebagai contoh, dalam tulisan, medianya adalah simbol-simbol tertulis, dalam isyarat medianya adalah gerakan tubuh. Sedangkan dalam bahasa, media yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat organ manusia.
Oleh karena itu, dalam perspektif ilmu linguistik, sistim atau alat komunikasi lain yang tidak menggunakan bunyi ujaran sebagai medianya tidak termasuk bidang kajian linguistik. Dari sini jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah sistim bunyi yang terartikulasi dan digunakan oleh manusia dalam komunikasi antar mereka.
Linguistik terapan menggunakan metode ilmiah seperti metode induktif dan deduktif dalam meneliti bahasa. Metode induktif digunakan dalam menyusun generalisasi dari hasil penelitian yang diambil dari observasi-observasi yang mendalam.
Sedangkan metode deduktif digunakan pada saat seorang linguis ingin menguji validitas atas teori atau hukum yang telah mapan sebelum ia melakukan penelitian.
Ciri ilmu yang terakhir adalah bahwa ilmu itu tidak bersifat statis tetapi dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai dengan keterbukaannya terhadap perubahan terutama jika ada data tambahan atau penemuan baru yang menolak teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang selalu tumbuh dan berkembang serta senantiasa memperhatikan temuan-temuan baru.
Ini berarti mereka yang menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka dan senantiasa menerima kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian kebahasaan yang ada. Ketika seorang linguis meneliti bahasa dan membuat kesimpulan atas penelitiannya, ia tidak boleh menganggap kesimpulannya sebagai kebenaran final. Apa yang benar pada saat tertentu belum tentu dianggap benar pada saat yang lain akibat adanya bukti atau data yang baru yang menggugurkannya.
Dengan demikian pencarian kebenaran ilmiah merupakan suatu proses yang tidak akan pernah berhenti, dan inilah kekuatan sebuah ilmu yang akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan.
sumber informasi : https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/06/hubungan-linguistik-terapan-dan-pembelajaran-bahasa/
Bidang-bidang Linguistik Terapan
Linguistik Terapan (appllied linguistics) mencakup bidang: pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikologi, fonetik terapan, sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistik medis, mekanolinguistik. Penjelasanya sebagi berikut:
- Pengajaran bahasa, mencakup metode-metode pengejaran bahasa, ucapan bunyi-bunyi dengan pelajaran bahasa, strategi, model, dan cara-cara pengajaran bahasa.
- Penerjemahan, mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
- Leksikologi, mencakup metode dan teknik penyusunan kamus.
- Fonetik terapan, mencakup metode dan teknik pengucapan bunyi-bunyi dengan tepat, misalnya untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih pemain drama dan sebagainya.
- Sosiolinguistik terapan, mencakup pemanfaatan wawasan sosiolinguistik untuk keperluan praktis, seperti perencanaan bahasa, pembinaan bahasa, pemberantasan buta aksara, dan sebagainya.
- Pembinaan bahasa internasional, mencakup usaha untuk menciptakan komunikasi dan saling pengertian internasional dengan menyusun bahasa buatan.
- Pembinaan bahasa khusus, mencakup penyusunan istilah dan daya bahasa dalam bidang-bidang, antara lain dalam militer, dalam dunia penerbangan, dalam dunia pelayaran.
- Linguistik medis, mambantu bidang patalogi dalam hal penyembuhan cacat.
- Mekanolinguistik, mencakup penggunaan linguistik dalam bidang komputer dan usaha untuk membuat mesin penerjemah, usaha pemanfaatan komputer dalam penyelidikan bahasa.
- Filsafat bahasa, adalah kajian yang mengupas kodrat kedudukan bahasa manusia dalam hubungannya dengan filsafat dan peranan melahirkan pemikiran filsafat.
- Psikolinguistik ( pilihan Puze ) adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa
dan prilaku serta akal budi manusia atau ilmi interdisipliner
linguistik dengan psikologi.
Secara etimilogi sudah di singgung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik,yakni dua bidang ilmu yang berbeda,yang masing-masing berdiri sendiri ,dengan prosedur dan metode yang berlainan.namun,keduanya sama-sama menelti bahasa sebagai objek formalnyaSub disiplin psikolinguistikPsikolinguistik telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik,diantaranya Sbb:1. Psikolinguistik teoritis2. Psikolinguistik perkembangan3. Psikolinguistik sosial4. Psikolinguistik pendidikan ( pilihan Puze )5. Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik)6. Psikolinguistik eksperimen7. Psikolinguistik terapan dll.Induk Disiplin PsikolinguistikPsikolinguistik merupakan gabungan dari psikologi dan linguistik,maka muncul pertanyaan :apa induk disiplin psikolinguistik itu,linguistik atau psikologi.beberapa pakar berpendapat,psikolinguistik berinduk pada psikologi karena istilah itu merupakan nama baru dari psikologi bahasa (psychology of language) yang telah di kenal beberapa waktu sebelomnyaPokok bahasan psikolinguistikDidalam kurikulum pendidikan bahasa pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan mata kuliah psikolinguistik di masukkan dalam kelompok mata kuliah “proses belajar mengajar”,dan bukan pada kelompok mata kuliah psikolinguistik/kebahasaan.SEJARAH BERKEMBANGNYA PSIKOLINGUISTIKPada abad awal yang silam terdapat dua aliran filsafat yang saling bertentangan dan yang sangat mempengaruhi perkembangan linguistik dan psikologi.yang pertama adalah aliran emperisme yang erat kaitannya dengan psikologi asosiasi. Aliran empirisme malakukan kajian terhadap data empiris atau objek yang dapat diobservasi dengan cara menganalisis unsur-unsur pembentukannya sampai yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu, aliran ini disebut bersifat atomestik, dan lazim dikaitkan dengan asosianisme dan positivisme.
Psikologi dan linguistikDalam sejarah kajian linguistik, ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian, diantaranya:Von Humboldt (1767-1835), pakar linguistik berkebangsaan jerman, telah mencoba mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik) dengan pemikiran manusia (psikologi).Edward Safir (1884-1939), pakar linguistik dan antropologi bangsa Amerika, telah mengikutsertakan psikologi dalam pengkajian bahasa. Menurutnya psikologi dapat memberikan dasar ilmiah yang kuat dalam pengkajian bahasa.
Linguistik dalam psikologiDalam sejarah perkembangan psikologi ada sejumlah pakar psikologi yang menaruh perhatian pada linguistik. Diantaranya:Jhon Dewey (1859-1952), pakar psikologi berkebangsaan Amerika seorang empirisme murni. Beliau telah mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkan analisis linguistik bahasa kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi.Wundt (1832-1920), ahli psikologi berkebangsaan Jerman, orang pertama yang mengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa. Beliau menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk melahirkan pikiran.
Kerja sama psikologi dan linguistikKerja sama secara langsung antara disiplin linguistik dan psikologi sebenarnya dimulai sejak 1860, yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli linguistik, dan Moritz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli psikologi dengan menertbitkan sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalah psikologi bahasa dari sudut linguistik dan psikologi.Psikolinguistik sebagai disiplin mandiri
Secara formal kelahiran psikolinguistik ditandai dengan dibukanya satu program khusus psikolinguistik pada tahun 1953 oleh R. Brown. Sarjana pertama (Ph.D.) yang dihasilkan oleh program ini adalah Eric Lenneberg, yang kemudian sangat besar peranannya dalam bidang psikolinguistik.
Tiga generasi dalam psikolinguistik.a. psikolinguistik generasi pertamaadalah psikolinguistik dengan para pakar yang menulis artikel dalam kumpulan karangan berjudul Psycholinguistics.b. Psikolinguistik generasi keduaMenurut Mehler dan Noizet, psikolinguistik generasi kedua telah dpat mengatasi ciri-ciri otomistik dari psikolinguistik Osgood-Sebeok. Psikolinguistik generasi kedua berpendapat bahwa dalam proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa yang diperoleh, melainkan kaidah dan sistem kaidahlah yang diperoleh.c. psikolinguistik generasi ketigaada tiga ciri utama psikolinduistik dalam generasi ketiga, yaknipertama orientasi mereka kepada psiklogi, tetapi bukan psikologi perilaku.Kedua keterlepasan mereka dari kerangka “psikolinguistik kalimat” dan keterlibatan dalam psikolinguistik yang berdasarkan situasi dan konteks.Ketiga adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak (persepsimya) ke satu analisis psikologis mengenai komunikasi dan perpikiran.sumber informasi : http://harjumnurdin.blogspot.co.id/2015/03/ringkasan-buku-psikolinguistik-abdul.html - Etnolinguistik, adalah cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan. Bidang ini disebut juga linguistik antropologi.
- Fonetik, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari tentang bunyi yang diproduksi oleh manusia.
- Stilistika, adalah salah satu bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari tentang gaya bahasa.
- Sosiolinguistik, adalah salahsatu bagian dalam linguistik yang membahas tentang hubungan antara bahasa dengan masyarakat pemakainya.
- Semiotika, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang membahas tentang produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.
- Epigrafi, adalah salahsatu bagian dalam ilmu linguistik yang berusaha meneliti benda-benda tertulis yang berasal dari masa lampau. Salah satu contohnya adalah prasasti.
- Filologi, adalah bagian dalam ilmu linguistik yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.
referensi :
1. sumber informasi : http://harjumnurdin.blogspot.co.id/2015/03/ringkasan-buku-psikolinguistik-abdul.html
2. sumber informasi : https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/06/hubungan-linguistik-terapan-dan-pembelajaran-bahasa/
0 komentar:
Posting Komentar